CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 02 November 2013

--Pesantren-

LATAR BELAKANG BERDIRINYA PESANTREN Pondok pesantren sudah dikenal sejak abad ke 15 Masehi.tokoh yang dianggap sebagai perintis berdirinya pondok pesantren adalah Maulana Malik Ibrahim. Dalam melaksanakan dakwah islam beliau menggunakan masjid dan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran.DALAM PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN DIDIRIKAN OLEH PARA KIAI YANG BERCITA-CITA MENGAJARKAN DAN MENYEBARKAN AGAMA ISLAM. Menurut ilmu pendidikan pondok pesantren lebih menekankan pentingnya sevagai pesoman prilaku sehari-hari MACAM” MODEL DAKWAH Pondok pesantren Dahulu Dalam catatan sejarah, Pondok Pesantren dikenal di Indonesia sejak zaman Walisongo. Ketika itu Sunan Ampel mendirikan sebuah padepokan di Ampel Surabaya dan menjadikannya pusat pendidikan di Jawa. Para santri yang berasal dari pulau Jawa datang untuk menuntut ilmu agama. Bahkan di antara para santri ada yang berasal dari Gowa dan Talo, Sulawesi. Pesantren Ampel merupakan cikal bakal berdirinya pesantren-pesantren di Tanah Air. Sebab para santri setelah menyelesaikan studinya merasa berkewajiban mengamalkan ilmunya di daerahnya masing-masing. Maka didirikanlah pondok-pondok pesantren dengan mengikuti pada apa yang mereka dapatkan di Pesantren Ampel. Kesederhanaan pesantren dahulu sangat terlihat, baik segi fisik bangunan, metode, bahan kajian dan perangkat belajar lainnya. Hal itu dilatarbelakangi kondisi masyarakat dan ekonomi yang ada pada waktu itu. Yang menjadi ciri khas dari lembaga ini adalah rasa keikhlasan yang dimiliki para santri dan sang Kyai. Hubungan mereka tidak hanya sekedar sebagai murid dan guru, tapi lebih seperti anak dan orang tua. Tidak heran bila santri merasa kerasan tinggal di pesantren walau dengan segala kesederhanaannya. Bentuk keikhlasan itu terlihat dengan tidak dipungutnya sejumlah bayaran tertentu dari para santri, mereka bersama-sama bertani atau berdagang dan hasilnya dipergunakan untuk kebutuhan hidup mereka dan pembiayaan fisik lembaga, seperti lampu, bangku belajar, tinta, tikar dan lain sebagainya. Materi yang dikaji adalah ilmu-ilmu agama, seperti fiqih, nahwu, tafsir, tauhid, hadist dan lain-lain. Biasanya mereka mempergunakan rujukan kitab turost atau yang dikenal dengan kitab kuning. Di antara kajian yang ada, materi nahwu dan fiqih mendapat porsi mayoritas. Ha litu karena mereka memandang bahwa ilmu nahwu adalah ilmu kunci. Seseorang tidak dapat membaca kitab kuning bila belum menguasai nahwu. Sedangkan materi fiqih karena dipandang sebagai ilmu yang banyak berhubungan dengan kebutuhan masyarakat (sosiologi). Tidak heran bila sebagian pakar meneybut sistem pendidikan Islam pada pesantren dahulu bersifat “fiqih orientied” atau “nahwu orientied”. Masa pendidikan tidak tertentu, yaitu sesuai dengan keinginan santri atau keputusan sang Kyai bila dipandang santri telah cukup menempuh studi padanya. Biasanya sang Kyai menganjurkan santri tersebut untuk nyantri di tempat lain atau mengamalkan ilmunya di daerah masing-masing. Para santri yang tekun biasanya diberi “ijazah” dari sang Kyai. Lokasi pesantren model dahulu tidaklah seperti yang ada kini. Ia lebih menyatu dengan masyarakat, tidak dibatasi pagar (komplek) dan para santri berbaur dengan masyarakat sekitar. Bentuk ini masih banyak ditemukan pada pesantren-pesantren kecil di desa-desa Banten, Madura dan sebagian Jawa Tengah dan Timur. Pesantren dengan metode dan keadaan di atas kini telah mengalami reformasi, meski beberapa materi, metode dan sistem masih dipertahankan. Namun keadaan fisik bangunan dan masa studi telah terjadi pembenahan. Contoh bentuk terakhir ini terdapat pada Pondok Pesantren Tebu Ireng dan Tegalrejo. Pesantren Kini Bentuk, sistem dan metode pesantren di Indonesia dapat dibagi kepada dua periodisasi; Periode Ampel (salaf) yang mencerminkan kesederhanaan secara komprehensif. Kedua, Periode Gontor yang mencerminkan kemodernan dalam sistem, metode dan fisik bangunan. Periodisasi ini tidak menafikan adanya pesantren sebelum munculnya Ampel dan Gontor. Sebelum Ampel muncul, telah berdiri pesantren yang dibina oleh Syaikh Maulana Malik Ibrahim. Demikian juga halnya dengan Gontor, sebelumnya telah ada –yang justru menjadi cikal bakal Gontor- pesantren Tawalib, Sumatera. Pembagian di atas didasarkan pada besarnya pengaruh kedua aliran dalam sejarah kepesantrenan di Indonesia. Sifat kemodernan Gontor tidak hanya terletak pada bentuk penyampaian materi yang menyerupai sistem sekolah atau perkuliahan di perguruan tinggi, tapi juga pada gaya hidup. Hal ini tercermin dari pakaian santri dan gurunya yang mengenakan celana dan dasi. Berbeda dengan aliran Ampel yang sarungan dan sorogan. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat para Kyai salaf menekankan perasaan anti kolonial pada setiap santri dan masyarakat, hingga timbul fatwa bahwa memakai celana dan dasi hukumnya haram berdasarkan sebuah hadist yang berbunyi: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum (golongan), maka dia termasuk golongan itu”. Dalam hal ini, Gontor telah berani melangkah maju menuju perubahan yang saat itu masih dianggap tabu. Namun demikian bukan tidak beralasan. Penggunaan dasi dan celana yang diterapkan Gontor adalah untuk mendobrak mitos bahwa santri selalu terkebelakang dan ketinggalan zaman. Prinsip ini tercermin dengan masuknya materi bahasa inggris menjadi pelajaran utama setelah bahasa Arab dan agama, dengan tujuan agar santri dapat mengikuti perkembangan zaman dan mampu mewarnai masyarakat dengan segala perubahannya. Beberapa reformasi dalam sistem pendidikan pesantren yang dilakukan Gontor antara lain dapat disimpulkan pada beberapa hal. Di antaranya: tidak bermazdhab, penerapan organisasi, sistem kepimimpinan sang Kyai yang tdak mengenal sistem waris dan keturunan, memasukkan materi umum dan bahasa Inggris, tidak mengenal bahasa daerah, penggunaan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar dan percakapan, olah raga dengan segala cabangnya dan lain-lain. Oleh karena itu Gontor mempunayi empat prinsip, yaitu: berbudi tinggi, berbadan sehat, berpikiran bebas dan berpengetahuan luas. Langkah-langkah reformasi yang dilakukan Gontor pada gilirannya melahirkan alumni-alumni yang dapat diandalkan, terbukti dengan duduknya para alumni Gontor di berbagai bidang, baik di instansi pemertintah maupun swasta. Bila mazdhab Ampel telah melahirkan para ulama, pejuang kemerdekaan dan mereka yang memenuhi kebutuhan lokal, maka Gontor telah memenuhi kebutuhan di segala sendi kehidupan di negeri ini. Atas dasar itu pula penulis membagi sejarah sistem pendidikan pesantren kepada dua pase; pase Ampel dan pase Gontor. Satu persamaan yang dimilki dua madzhab ini adalah bahwa kedua-duanya tidak mengeluarkan ijazah negeri kepada alumninya, dengan keyakinan bahwa pengakuan masyarakatlah sebagai ijazahnya. Langkah reformasi di atas tidak berarti Gontor lebih unggul di segala bidang, terbukti kemampuan membaca kitab kuning (turost) masih dikuasai alumni mazdhab Ampel dibanding alumni mazdhab Gontor. menggunakan sistem SOROGAN(guru menyimak dan murid yang membaca kitab) Menggunakan sistem guru yang membaca dan murid yang menyimak PERBEDAAN PESANTREN DENGAN LEMBAGA YANG LAIN. Kalau pondok menggunakan lima unsur Adanya kyai Santri Pondok Masjid Kitab salaf Pondok pesantren merupakan pelapor dalam mempraktikan ,mengembangkan dan mempertahankan ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah di indonesia .Sedangkan lembaga lainnya belum tentu terdapat/memenuhi lima unsur tersebut. FUNGSI DAN PERAN PESANTREN DALAM PENYEBARAN ISLAM Pondok pesantren sebagai pelapor dalam mempraktikkan ,mengembangkan, dan mempertahankan ajaran Islam Ahli Sunnah Waljamaah. Jika tidak ada pesantren ,sulit ditemukan lembaga pendidikan yang dapat dan meneruskaan tradisi ilmau ke-isllaman menurut faham Ahlusunnah Waljamaah yang mampu bertahan sampai sekarang. Pondok pesantren ialah satu-satunya lembaga pendidikan dan dakwah islam yg berperan sebagai pusat pengajaran dan penyebaran islalm sekaligus pendalaman agama bagi pemeluknya secara terarah. Fungsi: sebagai tempat untuk mencari ilmu agama islam dengan di bimbing kiyai.

Kado

nanana :D :) makasih buat adhek"ku kususnya NeLy, Ninis, Hella, Rida,Rifda faforit banget :D kadonya

Minggu, 27 Oktober 2013

Unsur Instrinsik Putri Cermin Cina

PUTRI CERMIN CINA (cerita rakyat dari Jambi)
Dahulu di daerah Jambi ada sebuah negeri yang diperintah oleh seorang Raja yang bernama Sutan Mambang Matahari. Sutan mempunyai seorang anak laki-laki bernama Tuan Muda Selat dan seorang anak perempuan bernama Putri cermin Cina. Sutan Mambang Matahari. Sedangkan Putri Cermin Cina adalah seorang putrid yang cantik jelita, baik hati, dan lemah lembut. Pada suatu hari, datang saudagar muda ke daerah itu, saudagar muda itu bernama Tuan Muda Senaning. Mula-mula tujuan Tuan Muda Senaning hanya untuk berdagang, namun saat penjamuan makan Tuan Muda Senaning bertamu dengan Putri Cermin Cina. seketika itu Tuan Muda Senaning jatuh hati pada Putri Cermin Cina. Demikian pula, diam-diam Putri Cermin Cina juga menaruh hati pada Tuan Muda Senaning. Putri Cermin Cina menyarankan untuk Tuan Muda Senaning datang kepada ayah handanya Sutan Mambang Matahari untuk melamarnya. Tidak lama kemudian tuan Muda Senaning datang mengahadap Sutan Mambang Matahari untuk melamar Putri Cermin Cina. Sutan Mambang Matahari dengan senang hati menerima lamaran Tuan Muda Senaning karena memang Tuan Muda Senaning mempunyai perangai yang baik dan sopan. Tapi Sutan Mambang Matahari terpaksa menunda pernikahan Tuan Muda Senaning dengan Putri Cermin Cina selama tiga bulan karena Sutan harus berlayar untuk mencari bekal pesta pernikahan putrinya. Sebelum berangkat berlayar, Sutan Mambang Matahari berpesan pada Tuan Muda Selat untuk menjaga adiknya dengan baik. Pada suatu hari, selepas keberangkatan Sutan Mambang Matahari, TuanMuda Senaning dan Tuan Muda Selat asyik bermain gasing di halaman istana. Mereka tertawa tergelak-gelak makin lama makin asyik sehingga orang yang memdengarpun turut tertawa senang. Hal itu mebuat Putri Cermin Cina penasaran dan ingin melihat keasyikan kakaknya dan calon suaminya, ia melihat dari jendela. Kehadiran Putri Cermin Cina terlihat oleh dua orang itu, sambil menoleh kearah jendela, Tuan Muda Senaning melepas tali gasingnya. Gasing Tuan Muda Senaning mengenai gasing Tuan Muda Selat. Karena berbenturan keras sama keras, gasing Tuan Muda Selat melayang dan terpelanting tinggi. Gasing itu terpelanting kearah Putri Cermin Cina yang melihat dari jendela. Gasing itu berputar diatas kening Putri Cermin Cina. Putri Cermin Cina menjerit kesakitan. Kening Putri Cermin Cina berlumuran darah, ia jatuh ke lantai tak sadarkan diri. semua orang panik dan berusaha menolong Putri Cermin Cina. Namun takdir berkata lain, Putri yang cantik jelita itu akhirnya menghembuskan nafas yang terakhir. Tuan Muda Senaning sangat merasa bersalah atas kematian Putri Cermin Cina, dia menjadi putus asa dan gelap mata. Dia melihat dua tombak bersilang di dinding, dengan cepat tombak itu di tarik dan di tancapkan ke tanah dengan posisi mata tombak mencuat ke atas. Kemudian Tuan Muda Senaning melompat kearah mata tombak dan seketika itu mata tombak menembus perutnya hingga punggungnya. Tuan Muda Senaning meninggal untuk menyusul Putri Cermin Cina. Semua warga membantu mengurus dua jenazah orang yang saling jatuh cinta itu. Tuan MudaSelat begitu kalut dan bingung. Ayahandanya pasti marah besar apabila mengethui keadaan itu. kedua jenazah itu akhirnya dikuburkan. Jenazah putri Cermin Cina dikubur di tepi sungai, Sedangkan jenazah Tuan Muda Senaning dibawa anak buahnya ke kapal, dan kapal itu berlayar ke seberang. Jenazah Tuan Muda Senaning dikuburkan di tempat itu diberi nama dusun Senaning. Tuan Muda Selat juga merasa bersalah atas kematian adik tercintanya, dia terus menyalahkan dirinya karena gasingnya, Putri Cermin Cina meninggal dunia. Akhirnya Tuan Muda Selat pergi meninggalkan negerinya bersama orang-orang kampung. Orang-orang yang ikut dengannya ditinggal di suatu tempat dan tempat itu di sebut Kampung Selat. Namun Tuan Muda Selat pergi tanpa memiliki tujuan yang jelas. Tidak lama kemudian Sutan Mambang Matahari tiba di kampungnya. Sutan bingung karena kampungnya begitu sepi, dia menuju istanan namun hanya tersisa beberapa orang yang menjaga istana beberapa orang yang menjaga istana. Setelah Sutan tahu tentang kejadian sebenarnya, Sutan Mambang Matahari merasa sedih, kemudian ia beserta pengikutnya pergi meninggalkan kampungnya, mereka pergi ke dusun seberang dan mendirikan kampung disana. Kampung itu terletak diantara kubur Tuan Muda Senaning, dan kapal Tuan Muda Selat. Kampung itu bernama Dusun Tengah Lubuk Ruso. Legenda cerita ini oleh rakyat Jambi dianggap benar-benar terjadi karena ada hubungannya dengan nama-nama kampung di Kabupaten Batanghari, Jambi. UNSUR INTRINSIK HIKAYAT “PUTRI CERMIN CINA” 1. TEMA. Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain. Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan secara implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami). Dalam menentukan tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: minat pribadi, selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa. Dalam sebuah karya sastra, disamping ada tema sentral, seringkali ada pula tema sampingan. Tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam cerita. Adapun tema sampingan adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral. Tema dalam hikayat Putri Cermin Cina ini adalah kehidupan muda-mudi yang saling mencintai hingga akhir hayat mereka.karena dalam cerita tersebut sang pangeran rela mati demi putri cina 2. TOKOH. Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif. 2. Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif. Adapun tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan tokoh sentral (baik protagonis ataupun antagonis). 2. Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita. 3. Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja. Tokoh dalam hikayat Putri Cermin Cina adalah: 1. Putri Cermin Cina. Putri Cermin Cina mempunyai watak baik hati dan lemah lembut. 2. Tuan Muda Senaning. ( tuan Muda Senaning Berwatak sopan dan baik). 3. Tuan Muda Selat. (Tuan Muda Selat berwatak agak ceroboh dan hormat pada ornag tuanya). 4. Sutan Mambang Matahari. (Sutan Mambang Matahari berwatak bijaksana, baik hati dan sangat menyayangi kedua anaknya). 5. pengikut Tuan muda Senaning. ( sedangkan pengikut Tuan Muda Senaning berwatak setia pada Tuannya). 6. dan orang-orang kampung. (orang kampung berwatak setia menemani Tuannya, membantu sabisa mungkin). 2. ALUR. Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga hal, yaitu: 1. Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear. 2. Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal. 3. Berdasarkan tema cerita. Alur yang demikian disebut alur tematik. Dalam cerita yang beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami. Adapun struktur alur adalah sebagai berikut: 1. Bagian awal, terdiri atas: 1) paparan (exposition), 2) rangsangan (inciting moment), dan 3) gawatan (rising action). 2. Bagian tengah, terdiri atas: 4) tikaian (conflict), 5) rumitan (complication), dan 6) klimaks. 3. Bagian akhir, terdiri atas: 7) leraian (falling action), dan 8- selesaian (denouement). Dalam membangun alur, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur menjadi dinamis. Faktor-faktor penting tersebut adalah: 1. Faktor kebolehjadian. Maksudnya, peristiwa-peristiwa cerita sebaiknya tidak selalu realistik tetapi masuk akal. 2. Faktor kejutan. Maksudnya, peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat secara langsung ditebak / dikenali oleh pembaca. 3. Faktor kebetulan. Yaitu peristiwa-peristiwa tidak diduga terjadi, secara kebetulan terjadi. Kombinasi atau variasi ketiga faktor tersebutlah yang menyebabkan alur menjadi dinamis. Adapun hal yang harus dihindari dalam alur adalah lanturan (digresi). Lanturan adalah peristiwa atau episode yang tidak berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari pokok persoalan yang sedang dihadapi dalam cerita. Cerita rakyat yang berjudul Putri Cermin Cina ini menggunakan alur maju karena disepanjang cerita dari awal hingga akhir berjalan secara urut dan teratur. Dan juga menggunakan alur tertutup karena akhir cerita telah diketahui bahwa Putri Cermin Cina meninggal dunia kemudian Tuan Muda Senaning juga ikut bunuh diri karena tidak bisa hidup tanpa Putri Cermin Cina, Tuan Muda Selat pergi meninggalkan kampungnya, dan Sutan Mambang Matahari juga pergi meninggalkan kampungnya karena merasa sedih atas kematian Putrinya dan atas semua yang telah terjadi. 3. SETTING ATAU LATAR. Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok: a) Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. b) Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. c) Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa mencakup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status sosial. Setting/latar cerita yang terdapat dalam hikayat Putri Cermin Cina ini adalah: 1) setting waktu : “Di saat Tuan Muda Senaning tiba di kampung Putri Cermin Cina, saat jamuan makan, saat Tuan Muda Senaning melamar Putri Cermin Cina, saat bermain gasing”. 2) setting tempat : “Di negeri yang yang di pimpin Sutan Mambang Matahari, di halaman istana, di kapal pelayaran, di tepi sungai tempat makam Putri Cermin Cina, Kampung Selat, Dusun Senaning, Dusun Tengah Lubuk Ruso. 4. SUASANA. Suasana yang ada di hikayat Putri Cermin Cina adalah : Suasana gembira dan bahagia saat lamaran Tuan Muda Senaning diterima oleh Sutan Mambang Matahari, saat Tuan Muda Senaning dan Tuan Muda Selat bermain gasing bersama,. suasana sedih dan haru saat kematian Putri Cermin Cina dan Tuan Muda Senaning. 5. SUDUT PANDANG. Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai: a. Sudut pandang orang pertama (first person point of view) Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, ‘aku’, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ‘aku’ tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh si ‘aku’ tersebut. Sudut pandang orang pertama masih bisa dibedakan menjadi dua: 1. ‘Aku’ tokoh utama. Dalam sudut pandang teknik ini, si ‘aku’ mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniyah, dalam diri sendiri, maupun fisik, dan hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ‘aku’ menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ‘aku’, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian, si ‘aku’ menjadi tokoh utama (first person central). 2. ‘Aku’ tokoh tambahan. Dalam sudut pandang ini, tokoh ‘aku’ muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh ‘aku’ hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ‘aku’ tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah. Dengan demikian si ‘aku’ hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ‘aku’ pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita. b. Sudut pandang orang ketiga (third person point of view) Dalam cerita yang menpergunakan sudut pandang orang ketiga, ‘dia’, narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti. Sudut pandang ‘dia’ dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya: 1. ‘Dia’ mahatahu. Dalam sudut pandang ini, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ‘dia’ tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh ‘dia’ yang satu ke ‘dia’ yang lain, menceritakan atau sebaliknya ”menyembunyikan” ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan nyata. 2. ‘Dia’ terbatas (‘dia’ sebagai pengamat). Dalam sudut pandang ini, pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya, terbatas pengetahuannya (hanya menceritakan apa yang dilihatnya saja). Sudut pandang yang digunakan di hikayat Putri Cermin Cina adalah ketiga, karena di dalam cerita menggunakan kata ganti “ia atau dia” dan juga dengan menyebutkan nama tokohnya. 6. BAHASA ATAU MAJAS. Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya. Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain. Majas yang ada di hikayat Putri Cermin Cina adalah: a. Majas metafora, yaitu dalam kata-kata “ jatuh hati, menaruh hati, dan gelap mata”. b. Majas personifikasi “Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat kepada benda seakan-akan benda mati seperti hidup) dalam kata “ takdir berkata lain”. 7. AMANAT. Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita. Amanat yang terkandung dalam hikayat Putri Cermin Cina ini adalah: 1) Apabila melakukan sesuatu jangan ceroboh karena sedikit kecerobohan akan dapat menimbulkan akibat yang fatal. 2) Saat mendapat musibah harus di terima dengan ikhlas karena itu kehendak Yang Kuasa. 3) Jangan menghadapi sesuatu dengan gelap mata, semua harus dipikiran dengan matang dan pikiran yang tenang. 4) Juga jangan melepas tanggung jawab yang telah di bebankan pada kita. Ini tugas gue waktu kelas X-II, udah berulang kali ini gue ngulang” :D. dan buat kalian semoga bermanfaat ya.. 

-karya seni-

Hai…hai hola-hola :D Gue ada cerita kali ini tapi back to the past… nostalgialah ceritanya ciee.. :D”eror” Pas perpisahan kelas enam Elementary school, satu kelas disuruh buat semacam lukisan sama guru kelas gue, gini dialognya: “Anak-anak sekalian untuk kenang-kenangan khusus kelas akhir, saya sudah punya ide… “ wah satu-kelas melongo :o blo’on penasaraan. “ Nah berhubung kakak kelas kalian yang lalu sudah membuat karya seni berupa topeng dari kertas Koran, kali ini kita akan memberi yang berbeda yaitu dengan bentuk lukisan….” Aduh.. satu-kelas mulai rame gak karuan tolah-toleh kanan kiri :/ wah serasa pasarnya udah pindah tempat disini, gimana enggak? Orang satu kelas aja muridnya 42 :D tapi ini keberuntunganloh ciee… karna 42 itu terdiri dari 21 siswa cewek & 21 siswa cowok… nah udah cocokkan kalo dipasangin satu-satu… hahaha :D Seusai itu gue sama beberapa temen merapat, curcol gak jelas dibawah bangku ngomel sono-sini –syalalaala- :D Malam harinya gue melongo sambil liat gambar-gambar dibuku :o, mencari inspirasilah. Dan disaat itu gue nemuin gambar yang cocok sesuai keinginan, gambar gadis kecil yang sedang duduk meliha bulan. Gak NATO(no action talk only) gue langsung ambil pensil,penggaris,cat air, crayon, sama kertas dan langsung mengukir eits… melukislah biar keren :D. gue mulai gambarnya sehabis magrib sampai jam 11.an… rasanya suntuk banget :/ maklumlah saat itukan kondisi fisik masih dibilang anak kecillah . Paginya saat masuk sekolah gue udah mulai PD kalo ditanyain sama temen-temen gue tentang karya seni gue. Yayaya… pengorbanan banget. Sore harinya gue nganggur banget.. dan gue berniat ngelanjutin kerja.an seni gue. Tapi gue kurang mujur… ½ jam gue keliling ruang tamu, kamar buat nyari tugas lukis yang udah kelar. Gue Tanya sono-sini…. Dan ternyata adek gue dalam kamar lagi corat-coret gak jelas. Tapi gue gak langsung nanyak tatap muka sama dia, gue Cuma nanya kejauhan. Gini dialognya : “Dek ngerti kertasnya mbak gak?” penuh pengharapan dia tahu. “ enggak mbak.” (Tatapan polos) “eh mbak bajunya sicantik ini bagusnya dikasih warna apa mbak ?”. “Biru dek, bagus”. “gak cocok mbak…. “.(dia mulai protes :3) “Mana seh coba mbak liat.. “ (dengan penasaran) Pas gue jalan ngedekati dia…. Oh.. N.O.. rasanya kesel, marah, nagis, jadi satu. “Deeeeeeeeeeeeeeeeeeeeek…… (ambil paksa kertas) itu tugasnya mbak, kok dicoret-coret”. (Uh .. raut muka gue udah gak karuan) “Mbak itu punyaku…. Hiks,,.” (Tanpa menggubris gue langsung menuju kekamar) “Udah susah payah gue bikin sehari-semalam dicorat-coret gajelas gitu aja”.(gerutu gue dalam kamar) *Esok harinya disekolah… Jam pertama pak guru nanyak.. “ udah berapa persen jadi karya seninya?”. (iuh.. pengen nangis sekenceng-kencenge) Untung aja gue punya beberapa temen deket yang mau bantuin gue. Dan kita berinisiatif buat kerja kelompok bareng untuk karya seni itu. Oh GOD .. tank’s to you *sorenya mereka dateng kerumah gue.. :D kerja kelompok “eh… ya semacam itulah :D Dan gue mulai dari awal lagi gambarnya… :3 tapi tak apalah . Pas hari H-nya semua pada berbondong-bondong bawa karya seni mereka ke-kelas. Suasananya kayak pameran lukis , beragam lukisan mulai dari alam, lingkungan dll :D. indahnya ….  Nah.. ada satu lukisan unik banget, temanya mobil balap. Maklumlah temen gue cowok yang buat. Ada 3 gadis yang megang bedera buat tanda perlombaan dan ada 2 mobil balap satunya warna biru :* dan warna merah(seinget gue), dan beberapa penonton disekitarnya. “duh kerennya, sampe melongo gue litany”. :D Ukuran lukisannya sebesar papan tulis dikelas. Wah gak nyangka temen gue uda kayak para seniman diluar sana :D jadi ikutan bangga gue “eh… :D

-Dokter kecil-

Hola-hola guys.. :D Yayaya… gue tiba-tiba keinget masa gue pas klas 4 Elementary School. Hahaha ngakak dewean gue didalam kamar.. xD”stress”. Dulu itu gue lagi seneng-senengnya sama pelajaran IPA sama Matematika. Orang tua gue nyari guru privat buat gue tapi Cuma khusus pelajaran IPA,MTK,B.INDO,B.ING. waktu itu gue berontak sama kedua orang tua, eh bukan berontak em… proteslah bahasa alusnya :D . yah gue ngerasa gue masih mampu belajar sendiri ngapain coba’ mereka ngasih gue guru privat segala.. seperti mereka meragukan kemampuan gue. Karena waktu itu pas sore hari, ayah gue nemuin secarik kertas ulangan gue(ulangan bahasa inggris tepatnya) dan sialnya kertas ulangan gue Cuma dapet nilai 65.. oh no…  nyesek. Saat itu gue lagi nonton tv diruang tamu. Wah lagi seru-serunya nonton sinetron kesayangan gue. Tiba-tiba ayah gue dateng langsung mati.in saklar tv. Oh.. no melongo gak jelas gue.. Ayah gue langsung ngelempar kertas depan muka gue. Dengan tampang agak polos, gue nundukin kepala. Dan mulai saat itu ayah gue bilang “mulai besok ada guru les, sebelum maghrib harus siap-siap”( Dengan pandangan sinis kearah gue). Awalnya sih gue risih banget, karena Cuma ada 3 murid(gue,galih,rio). Uh… pokoknya jenuh banget rasanya.. apalagi Cuma gue satu-satunya murid cewek, dan Cuma gue juga yang dari sekolah lain. Pernah waktu itu sepulang dari extra pramuka gue langsung mandi dan masuk kamar, badan gue capek bangetlah pokoknya terasa berat banget buat ngelakuin sesuatu. Gue ketiduran sampek adzan magrib berkumandang.. ayah gue ngebangunin gue buat les. Gue saat itu bangun tapi jiwa gue masih setengah-setengah, tapi gue tertidur lagi. Dan kedua kalinya ayah gue ngebangunin gue.. secara tak sadar gue marah-marah gajelas dan gak mau buat kursus hari ini.. yah namanya juga capek bangetlah. Tapi ayah gue tetep megang prinsip dan disiplin, sekarang waktunya buat kurusus yah harus kursus. Tanpa piker panjang ayah nutup pintu kamar gue kenceng-kenceng dan ngunci gue didalam kamar… iuh..  merana banget gue saat itu perasaan campur aduk pengen marah, nangis, uh.. pengen mati aja rasanya. Dan mulai sejak itu gue usahain harus rutin buat kursus. Tapi al-hasil gue jadi ngerti banyak tentang semua pelajaran diatas rata-rata. :D gak bermaksud sombongnih.. hehe Dan gue diangkat menjadi “DOKTER KECIL” dikelas gue. :D hahaha.. sedikit bangga sih.. Dan gue mulai ngerti dan tahu kalau pilihan orang tua itu memang THE BEST yah walau ngejalaninnya agak sulitsih, tapi gue yakin bakal ada hikmah nantinya :D. love you my parents :* mumumuah… 

Sabtu, 19 Oktober 2013

Cuek Oh no...

Yah capcus ajalah.. tanpa embel-embel sono sini :D Banyak sih yang ilfil sama sifat CUEK, pokoknya gak bangetdeh. Nah kalo semua orang pada ilfil sama yang satu itu secara terang-terangan gak suka juga sama kehadiran gue dong… :/ Yah kata semua orang terdekat gue mulai dari orang tua, guru, temen,dan para sahabat gue bilang kalo gue itu “RATU CUEK”, oh tidak …serasa kayak dipanah oleh seribu prajurit dimuka gue. Eitss tapi bukan berarti gue ini cuek dalam berbagai hal. Awalnya sih gue gak ngegubris semua tudingan itu tapi lama-kelamaan gue mulai berfikir ..juga “Apa iya gue ini CUEK?” huh berhari-hari bahkan berminggu-minggu gue sinting gegara mikirin hal sepele kayak gini. tapi emang iya sih gue jarang sekali ngobrol tau istilah bahasa sekarang “gosip” ala para cewek-cewek. Dan gue juga gak suka ngecampuri urusan orang begitu juga sebaliknya. Ada juga temen gue yang bilang “eh.. Ain loe itu berkepribadian ganda ya?.. semenit melongo diem, menit kemudian jinggrang nglakuin hal konyol gajelas dan bikin ngakak semua sih..?” O.H..N.O kerasa kayak dihantam berjibun-jibun meteor dari langit… gue juga gak sadar apa gue ini memang kayak yang dia omongin “Berkepribadian Ganda”. Yang satu tadi belum kelar nemuin jawabannya udah dateng aja doktrin-doktrin baru tentang diri gue. Dan minggu setelahnya gue nge-list beberapa pertanyaan ke temen-temen gue. Karen gue gak sebegitu yakin dengan melekat eratnya CUEK dalam diri gue. 1) Apa iya gue ini cuek? 2) Seberapa persen cuek yang melekat pada diri gue? 3) kelakuan apa yang nunjukin klo gue ini cuek? Haha … :D berlagak kayak detektif yang sedang mencari jati diri. Dan alhasil 87 % dari temen-temen gue bilang kalo gue ini memang orang CUEK :/. Dan cuek gue ini udah stadium 4 kata mereka.. :o melongo gue gasadar kalo Cuek gue ini udah parah banget hahaha.. :D Dan beberapa kelakuan yang nanda.in kalo gue ini memang cuek. Jadi buat kalian semua para CUEK-ers haha :D jangan percaya dulu.. dan mau dijudge kalo elo CUEK… coba deh bikin list yang berisi beberapa pertanyaan dan sebarin deh ke temen deket loe… :D

Jumat, 06 September 2013

Puisiku-

IBU.. kecilku dalam pangkumu dekap erat pelukmu hangat kasih jiwamu ibu.. dewasaku ini karnamu bimbingmu iringi langkahku sabarmu hadapi kelakuanku tabahmu akan sikapku namun kini.. maafku sungguh padamu takhiraukan sosokmu acuhkan dirimu tersisih kelain hati OH tuhan... begitu bodohnya hamba sungguh kukeji duakan cinta kasihmu nodai sayang tulusmu goreskan hati sucimu tak pernah hargai setiap detik denganmu setiap menit bersamamu bahkan berhari-hari disampingmu takkuasa kutahan segala egois tak prnahku tengok perasaanmu.. keadaanmu.. bagaimana harimu saat ini? apa inginmu padaku? bahagiakah engkau olehku? sujudku padamu bermuara tiada henti bertubi sesalku ini memohon atasmu ibu.. teruntukmu ibu oleh anakmu "ainun"

Jumat, 05 April 2013

puisi(pesona pelangi)

PESONA PELANGI by: Leli Ainun Jannah Rinai hujan kian berlalu Menanti datangnya sang pelangi Sejuk kurasa bila mengenangmu Kian lama kian indah Saat tunjukkan auramu Saat awan menghitam Kau pelukku dengan sejuta kasih Saat tubuh ta’ mampu berpijak Kau tampungku tanpa terbebani Saat gelap rembulan mencekram Kau coba menghibur Dengan alunan syahdu pelangi Saat hati hampa Kau tunjukkan pesona pelangi Tuk warnai hariku

Kamis, 31 Januari 2013

Masa Mimpiku


 Sekedar share puisi perdanaku.. :D
yang termuat di Mimbar Jatim
https://www.google.com/search?q=mimbar+jawa+timur&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a

Masa Mimpiku

perlahan rasio menjauh akal pergi tanpa pesan terbujur dinegeri khayalan fikiran menerawang angkasa ku buka tabir gelap menyibakkan tirai kegalauan harapan kutanam dalam hati inginku mencetak sejarah dermaga berairkan tinta emas pena antik untuk mengukirnya sekalipun semua hanya impian takkan mengubah semangat kutapaki jalan hidup ini jalan terjal menghadang meski panas terik tak kunjung usai keringat membasahi sekujur tubuh tak jera kumelangkah merajut asa saat aku tersadar mata siap menatap dunia kini saatnya berpotret diri ku yakin bumi tak diam tuk sambut langkah kaki tuk gapai masa mimpiku

Taukah kamu jika di tengah padang rumput ilalang tengah bergoyang ?
Mengertikah dengan bintang berkelip di malam hari ?
Matahari tak pernah lelah memancarkan sinarnya..
Bahkan pelangi pun sangat indah dengan perbedaan warnanya..
Sedang hatiku – hatimu ???
Tercerai. . .
Untaian berlian tersisa benang di tangan
Jejak-jejak kaki tertiup debu
Sungai , bongkahan tanah pun juga mengering
Hilang……………..
Laguku-lagumu…
Suara sumbang kita yang terpadu irama-irama syahdu
Cintamu yang serapuh dahan nan kering kusam
Yang akhirnya kan patah terhempas gemeratap
Memilukan…
Tak seindah yang aku fikirkan
Seribu kali sayang
Cerita kasih kita rupanya seketika
Setalah merelakan , setelah kau bisikkan
sekukus janji-janji terkamah kau pungkiri
apa kian yang terjadi hingga kau bersikap demikian ?
sedangkan kau sesungguhnya percaya kasihku takkan berpaling
tak sanggup ku kenangkan
semua telah nyata
cintamu gurauan
datang dan hilang semau hatimu
begitu cepat kau gantikan ku dengan dia